Pertemuan Anggota Komite Sekolah Tahun Pelajaran 2012/2013
Pertemuan dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 Desember 2012 dihadiri oleh semua anggota komite sekolah sejumlah kurang lebih 150 orang beserta tamu undangan.
Adapun acara pertemuan komite sekolah SDN Karang tahun 2012/2013 adalahsbb :
1. Pembukaan
2. Lagu Indonesia Raya
3. Pra kata dari Kepala Sekolah
4. Laporan Keuangan BOS
5. Sambutan-sambutan :
a. Ketua Komite
b. Kepala Desa Karang
c. Ka.UPTD TK/SD Kec.Bogorejo
6. Lain-lain
Reorganisasi Kepengurusan Komite Sekolah
7. Penutup
Pertemuan dimulai tepat pukul 08.30 dengan diawali lagu Indonesia Raya
Jumat, 14 Desember 2012
Pertemuan Anggota Komite SDN Karang 2012
Kamis, 13 Desember 2012
Andragogi
Andragogi
ANDRAGOGI
(Sebuah Konsep Teoritik)
(Sebuah Konsep Teoritik)
A. Pengertian
Andragogi berasal dari dua kata
dalam bahasa Yunani, yakni Andra berarti orang dewasa dan agogos berarti
memimpin. Perdefinisi andragogi kemudian dirumuskan sebagau “Suatu seni dan
ilmu untuk membantu orang dewasa belajar”. Kata andragogi pertama kali
digunakan oleh Alexander Kapp pada tahun 1883 untuk menjelaskan dan merumuskan
konsep-konsep dasar teori pendidikan Plato. Meskipun demikian, Kapp tetap
membedakan antara pengertian “Social-pedagogy” yang menyiratkan arti pendidikan
orang dewasa, dengan andragogi. Dalam rumusan Kapp, “Social-pedagogy” lebih
merupakan proses pendidikan pemulihan (remedial) bagi orang dewasa yang cacat.
Adapun andragogi, justru lebih merupakan proses pendidikan bagi seluruh orang
dewasa, cacat atau tidak cacat secara berkelanjutan.
B. Andragogi dan Pedagogi
Malcolm Knowles menyatakan bahwa apa
yang kita ketahui tentang belajar selama ini adalah merupakan kesimpulan dari
berbagai kajian terhadap perilaku kanak-kanak dan binatang percobaan tertentu.
Pada umumnya memang, apa yang kita ketahui kemudian tentang mengajar juga
merupakan hasil kesimpulan dari pengalaman mengajar terhadap anak-anak.
Sebagian besar teori belajar-mengajar, didasarkan pada perumusan konsep pendidikan
sebagai suatu proses pengalihan kebudayaan. Atas dasar teori-teori dan asumsi
itulah kemudian tercetus istilah “pedagogi” yang akar-akarnya berasal dari
bahasa Yunani, paid berarti kanak-kanak dan agogos berarti memimpin. Kemudian
Pedagogi mengandung arti memimpin anak-anak atau perdefinisi diartikan secara
khusus sebagai “suatu ilmu dan seni mengajar kanak-kanak”. Akhirnya pedagogi
kemudian didefinisikan secara umum sebagai “ilmu dan seni mengajar”.
Untuk memahami perbedaan antara
pengertian pedagogi dengan pengertian andragogi yang telah dikemukakan, harus
dilihat terlebih dahulu empat perbedaan mendasar, yaitu :
1. Citra Diri
Citra diri seorang anak-anak adalah
bahwa dirinya tergantung pada orang lain. Pada saat anak itu menjadi dewasa, ia
menjadi kian sadar dan merasa bahwa ia dapat membuat keputusan untuk dirinya
sendiri. Perubahan dari citra ketergantungan kepada orang lain menjadi citra
mandiri. Hal ini disebut sebagai pencapaian tingkat kematangan psikologis atau
tahap masa dewasa. Dengan demikian, orang yang telah mencapai masa dewasa akan
berkecil hati apabila diperlakukan sebagai anak-anak. Dalam masa dewasa ini,
seseorang telah memiliki kemauan untuk mengarahkan diri sendiri untuk belajar.
Dorongan hati untuk belajar terus berkembang dan seringkali justru berkembang
sedemikian kuat untuk terus melanjutkan proses belajarnya tanpa batas.
Implikasi dari keadaan tersebut adalah dalam hal hubungan antara guru dan
murid. Pada proses andragogi, hubungan itu bersifat timbal balik dan saling
membantu. Pada proses pedagogi, hubungan itu lebih ditentukan oleh guru dan
bersifat mengarah.
2. Pengalaman
Orang dewasa dalam hidupnya
mempunyai banyak pengalaman yang sangat beraneka. Pada anak-anak, pengalaman
itu justru hal yang baru sama sekali.Anak-anak memang mengalami banyak hal,
namun belum berlangsung sedemikian sering. Dalam pendekatan proses andragogi,
pengalaman orang dewasa justru dianggap sebagai sumber belajar yang sangat
kaya. Dalam pendekatan proses pedagogi, pengalaman itu justru dialihkan dari
pihak guru ke pihak murid. Sebagian besar proses belajar dalam pendekatan
pedagogi, karena itu, dilaksanakan dengan cara-cara komunikasi satu arah,
seperti ; ceramah, penguasaan kemampuan membaca dan sebagainya. Pada proses
andragogi, cara-cara yang ditempuh lebih bersifat diskusi kelompok, simulasi,
permainan peran dan lain-lain. Dalam proses seperti itu, maka semua pengalaman
peserta didik dapat didayagunakan sebagai sumber belajar.
3. Kesiapan Belajar
Perbedaan ketiga antara pedagogi dan
andragogi adalah dalam hal pemilihan isi pelajaran. Dalam pendekatan pedagogi,
gurulah yang memutuskan isi pelajaran dan bertanggung jawab terhadap proses
pemilihannya, serta kapan waktu hal tersebut akan diajarkan. Dalam pendekatan
andragogi, peserta didiklah yang memutuskan apa yang akan dipelajarinya
berdasarkan kebutuhannya sendiri. Guru sebagai fasilitator.
4. Nirwana Waktu dan Arah Belajar
Pendidikan seringkali dipandang
sebagai upaya mempersiapkan anak didik untuk masa depan. Dalam pendekatan
andragogi, belajar dipandang sebagai suatu proses pemecahan masalah ketimbang
sebagai proses pemberian mata pelajaran tertentu. Karena itu, andragogi
merupakan suatu proses penemuan dan pemecahan masalah nyata pada masa kini.
Arah pencapaiannya adalah penemuan suatu situasi yang lebih baik, suatu tujuan
yang sengaja diciptakan, suatu pengalaman pribadi, suatu pengalaman kolektif
atau suatu kemungkinan pengembangan berdasarkan kenyataan yang ada saat ini.
Untuk menemukan “dimana kita sekarang” dan “kemana kita akan pergi”, itulah
pusat kegiatan dalam proses andragogi. Maka belajar dalam pendekatan andragogi
adalah berarti “memecahkan masalah hari ini”, sedangkan pada pendekatan
pedagogi, belajar itu justru merupakan proses pengumpulan informasi yang sedang
dipelajari yang akan digunakan suatu waktu kelak.
C. Langkah-langkah Pelaksanaan
Andragogi
Langkah-langkah kegiatan dan
pengorganisasian program pendidikan yang menggunakan asas-asas pendekatan
andragogi, selalu melibatkan tujuh proses sebagai berikut :
1. Menciptakan iklim untuk belajar
2. Menyusun suatu bentuk perencanaan kegiatan secara bersama dan saling membantu
3. Menilai atau mengidentifikasikan minat, kebutuhan dan nilai-nilai
4. Merumuskan tujuan belajar
5. Merancang kegiatan belajar
6. Melaksanakan kegiatan belajar
7. Mengevaluasi hasil belajar (menilai kembali pemenuhan minat, kebutuhan dan pencapaian nilai-nilai.
2. Menyusun suatu bentuk perencanaan kegiatan secara bersama dan saling membantu
3. Menilai atau mengidentifikasikan minat, kebutuhan dan nilai-nilai
4. Merumuskan tujuan belajar
5. Merancang kegiatan belajar
6. Melaksanakan kegiatan belajar
7. Mengevaluasi hasil belajar (menilai kembali pemenuhan minat, kebutuhan dan pencapaian nilai-nilai.
Andragogi dapat disimpulkan sebagai
:
1. Cara untuk belajar secara
langsung dari pengalaman
2. Suatu proses pendidikan kembali yang dapat mengurangi konflik-konflik sosial, melalui kegiatan-kegiatan antar pribadi dalam kelompok belajar itu
3. Suatu proses belajar yang diarahkan sendiri, dimana kira secara terus menerus dapat menilai kembali kebutuhan belajar yang timbul dari tuntutan situasi yang selalu berubah.
2. Suatu proses pendidikan kembali yang dapat mengurangi konflik-konflik sosial, melalui kegiatan-kegiatan antar pribadi dalam kelompok belajar itu
3. Suatu proses belajar yang diarahkan sendiri, dimana kira secara terus menerus dapat menilai kembali kebutuhan belajar yang timbul dari tuntutan situasi yang selalu berubah.
D. Prinsip-prinsip Belajar untuk
Orang Dewasa
1. Orang dewasa belajar dengan baik
apabila dia secara penuh ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan
2. Orang dewasa belajar dengan baik apabila menyangkut mana yang menarik bagi dia dan ada kaitan dengan kehidupannya sehari-hari.
3. Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila apa yang ia pelajari bermanfaat dan praktis
4. Dorongan semangat dan pengulangan yang terus menerus akan membantu seseorang belajar lebih baik
5. Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila ia mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan secara penuh pengetahuannya, kemampuannya dan keterampilannya dalam waktu yang cukup
6. Proses belajar dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman lalu dan daya pikir dari warga belajar
7. Saling pengertian yang baik dan sesuai dengan ciri-ciri utama dari orang dewasa membantu pencapaian tujuan dalam belajar.
2. Orang dewasa belajar dengan baik apabila menyangkut mana yang menarik bagi dia dan ada kaitan dengan kehidupannya sehari-hari.
3. Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila apa yang ia pelajari bermanfaat dan praktis
4. Dorongan semangat dan pengulangan yang terus menerus akan membantu seseorang belajar lebih baik
5. Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila ia mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan secara penuh pengetahuannya, kemampuannya dan keterampilannya dalam waktu yang cukup
6. Proses belajar dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman lalu dan daya pikir dari warga belajar
7. Saling pengertian yang baik dan sesuai dengan ciri-ciri utama dari orang dewasa membantu pencapaian tujuan dalam belajar.
E. Karakteristik Warga Belajar
Dewasa
1. Orang dewasa mempunyai
pengalaman-pengalaman yang berbeda-beda
2. Orang dewasa yang miskin mempunyai tendensi, merasa bahwa dia tidak dapat menentukan kehidupannya sendiri.
3. Orang dewasa lebih suka menerima saran-saran dari pada digurui
4. Orang dewasa lebih memberi perhatian pada hal-hal yang menarik bagi dia dan menjadi kebutuhannya
5. Orang dewasa lebih suka dihargai dari pada diberi hukuman atau disalahkan
6. Orang dewasa yang pernah mengalami putus sekolah, mempunyai kecendrungan untuk menilai lebih rendah kemampuan belajarnya
7. Apa yang biasa dilakukan orang dewasa, menunjukkan tahap pemahamannya
8. Orang dewasa secara sengaja mengulang hal yang sama
9. Orang dewasa suka diperlakukan dengan kesungguhan iktikad yang baik, adil dan masuk akal
10. Orang dewasa sudah belajar sejak kecil tentang cara mengatur hidupnya. Oleh karena itu ia lebih suka melakukan sendiri sebanyak mungkin
11. Orang dewasa menyenangi hal-hal yang praktis
12. Orang dewasa membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat akrab dan menjalon hubungan dekat dengan teman baru.
2. Orang dewasa yang miskin mempunyai tendensi, merasa bahwa dia tidak dapat menentukan kehidupannya sendiri.
3. Orang dewasa lebih suka menerima saran-saran dari pada digurui
4. Orang dewasa lebih memberi perhatian pada hal-hal yang menarik bagi dia dan menjadi kebutuhannya
5. Orang dewasa lebih suka dihargai dari pada diberi hukuman atau disalahkan
6. Orang dewasa yang pernah mengalami putus sekolah, mempunyai kecendrungan untuk menilai lebih rendah kemampuan belajarnya
7. Apa yang biasa dilakukan orang dewasa, menunjukkan tahap pemahamannya
8. Orang dewasa secara sengaja mengulang hal yang sama
9. Orang dewasa suka diperlakukan dengan kesungguhan iktikad yang baik, adil dan masuk akal
10. Orang dewasa sudah belajar sejak kecil tentang cara mengatur hidupnya. Oleh karena itu ia lebih suka melakukan sendiri sebanyak mungkin
11. Orang dewasa menyenangi hal-hal yang praktis
12. Orang dewasa membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat akrab dan menjalon hubungan dekat dengan teman baru.
F. Karakteristik Pengajar Orang
Dewasa
Seorang pengajar orang dewasa haruslah
memenuhi persyaratan berikut :
1. Menjadi anggota dari kelompok
yang diajar
2. Mampu menciptakan iklim untuk belajar mengajar
3. Mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi, rasa pengabdian dan idealisme untuk kerjanya
4. Menirukan/mempelajari kemampuan orang lain
5. Menyadari kelemahannya, tingkat keterbukaannya, kekuatannya dan tahu bahwa di antara kekuatan yang dimiliki dapat menjadi kelemahan pada situasi tertentu.
6. Dapat melihat permasalahan dan menentukan pemecahannya
7. Peka dan mengerti perasaan orang lain, lewat pengamatan
8. Mengetahui bagaimana meyakinkan dan memperlakukan orang
9. Selalu optimis dan mempunyai iktikad baik terhadap orang
10. Menyadari bahwa “perannya bukan mengajar, tetapi menciptakan iklim untuk belajar”
11. Menyadari bahwa segala sesuatu mempunyai segi negatif fan pisitif.
artikel di atas diambil dari pakguruonline hasil karanganSupriadi,M.Pd.
2. Mampu menciptakan iklim untuk belajar mengajar
3. Mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi, rasa pengabdian dan idealisme untuk kerjanya
4. Menirukan/mempelajari kemampuan orang lain
5. Menyadari kelemahannya, tingkat keterbukaannya, kekuatannya dan tahu bahwa di antara kekuatan yang dimiliki dapat menjadi kelemahan pada situasi tertentu.
6. Dapat melihat permasalahan dan menentukan pemecahannya
7. Peka dan mengerti perasaan orang lain, lewat pengamatan
8. Mengetahui bagaimana meyakinkan dan memperlakukan orang
9. Selalu optimis dan mempunyai iktikad baik terhadap orang
10. Menyadari bahwa “perannya bukan mengajar, tetapi menciptakan iklim untuk belajar”
11. Menyadari bahwa segala sesuatu mempunyai segi negatif fan pisitif.
artikel di atas diambil dari pakguruonline hasil karanganSupriadi,M.Pd.
Andragogi yaitu pendidikan diperuntukkan bagi orang
dewasa. Cara mendidik orang dewasa sangat berbeda jauh jika dibandingkan dengan
cara mendidik anak-anak ataupun para remaja. Mendidik orang dewasa diperlukan
tekhnik-tekhnik tertentu sehingga pembelajaran yang dilakukan tidak menimbulkan
kejenuhan. Dalam bagian ini dikemukakan bagaimana tekhnik bercinta yang
mengasikkan, Jika Anda mengalami kekurangharmonisan di daam keluarga Anda sudah
selayaknya Anda mencoba mempelajari tekhnik ini, dengan menguasai tekhnik ini
semoga hubungan Anda dengan kekasih or istri tercinta dapat mesra kembali. Tak
usah ragu or bimbang klik di sini
Tekhnik Bercinta
PERINGATAN…….!!!
Bagi Anda yang belum cukup umur OR dewasa, jangan coba-coba buka file ini dan kalau Anda memaksakan diri Anda saya sumpahin di masa pembalasan nanti Anda masuk NERAKA, okeeeee!
Tekhnik Bercinta
PERINGATAN…….!!!
Bagi Anda yang belum cukup umur OR dewasa, jangan coba-coba buka file ini dan kalau Anda memaksakan diri Anda saya sumpahin di masa pembalasan nanti Anda masuk NERAKA, okeeeee!
Selasa, 17 Juli 2012
UKG On Line
Untuk teman-teman yang ingin sedikit mengetahui cara pengoperasian aplikasi UKG online dapat membuka web di bawah ini!
bmps.guru-indonesia.net/artikel_detail-24386.html
bmps.guru-indonesia.net/artikel_detail-24386.html
Selasa, 19 Juni 2012
UJI KOMPETENSI GURU YANG SUDAH BERSERTIFIKAT SECARA ON LINE
JAKARTA, KOMPAS.com -- Uji kompetensi bagi guru
bersertifikat wajib diikuti semua guru yang sudah mengantungi sertifikat
sebagai pendidik profesional pada akhir Juli. Pelaksanaan uji
kompetensi guru bersertifikat ini untuk dasar pembinaan dan penilaian
kinerja, tanpa ada konsekuensinya dengan pembayaran tunjangan profesi
pendidik yang sudah mereka terima.
"Penolakan para guru karena belum paham. Tidak ada kaitannya dengan risiko finansial seperti penghentian tunjangan pendidikan profesi. Untuk melakukan itu, perlu dicari payung hukumnya," kata Syawal Gultom, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidik dan Peningkatan Mutu Pendidikan, Kemendikbud, Jumat (15/6/2012) di Jakarta.
Menurut Syawal, guru-guru yang menolak uji kompetensi bagi guru bersertifikat, berarti menolak penilaian kinerja yang mulai diberlakukan tahun 2013. Hasil uji kompetensi guru, termasuk guru bersertifikat, sebagai awal untuk penilaian kinerja dan pembinaan guru yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan setiap guru.
Seperti diberitakan, sejumlah organisasi guru menolak rencana Kemendikbud menggelar uji kompetensi pada 1.020.000 guru bersertifikat. Mereka lulus sertifikasi dalam periode 2007-2011 lewat penilaian portofolio serta pendidikan dan pelatihan profesi guru (PLPG).
Syawal mengatakan, meskipun guru sudah dinyatakan profesional, kompetensinya tetap perlu diuji dalam waktu tertentu. Uji kompetensi bagi guru yang akan ikut sertifikasi dan yang sudah bersertifikat dilakukan untuk kepentingan pembinaan guru yang lebih baik.
Uji kompetensi guru bersertifikat akan dilaksanakan secara online serentak di seluruh Indonesia. Para guru yang tidak memenuhi standar minimum akan dibina dan dilatih pada tahun 2013 dengan sistem online.
Pada uji kompetensi awal (UKA) bagi calon guru yang akan disertifikasi, didapati kompetensi guru secara nasional rendah, yakni 42,25. Di jenjang TK, kompetensi guru 58,87, SD (36,86), SMP (45,15), SMA (51,35), SMK (49,07), dan pengawas (32,58).
"Penolakan para guru karena belum paham. Tidak ada kaitannya dengan risiko finansial seperti penghentian tunjangan pendidikan profesi. Untuk melakukan itu, perlu dicari payung hukumnya," kata Syawal Gultom, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidik dan Peningkatan Mutu Pendidikan, Kemendikbud, Jumat (15/6/2012) di Jakarta.
Menurut Syawal, guru-guru yang menolak uji kompetensi bagi guru bersertifikat, berarti menolak penilaian kinerja yang mulai diberlakukan tahun 2013. Hasil uji kompetensi guru, termasuk guru bersertifikat, sebagai awal untuk penilaian kinerja dan pembinaan guru yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan setiap guru.
Seperti diberitakan, sejumlah organisasi guru menolak rencana Kemendikbud menggelar uji kompetensi pada 1.020.000 guru bersertifikat. Mereka lulus sertifikasi dalam periode 2007-2011 lewat penilaian portofolio serta pendidikan dan pelatihan profesi guru (PLPG).
Syawal mengatakan, meskipun guru sudah dinyatakan profesional, kompetensinya tetap perlu diuji dalam waktu tertentu. Uji kompetensi bagi guru yang akan ikut sertifikasi dan yang sudah bersertifikat dilakukan untuk kepentingan pembinaan guru yang lebih baik.
Uji kompetensi guru bersertifikat akan dilaksanakan secara online serentak di seluruh Indonesia. Para guru yang tidak memenuhi standar minimum akan dibina dan dilatih pada tahun 2013 dengan sistem online.
Pada uji kompetensi awal (UKA) bagi calon guru yang akan disertifikasi, didapati kompetensi guru secara nasional rendah, yakni 42,25. Di jenjang TK, kompetensi guru 58,87, SD (36,86), SMP (45,15), SMA (51,35), SMK (49,07), dan pengawas (32,58).
Selasa, 22 Mei 2012
Contoh Soal Pedagogik
UJI KOMPETENSI PEDAGOGIK
PAKET IA
Indikator
|
Mendeskripsikan
karakteristik perkembangan peserta didik SD/MI berkaitan dengan aspek fisik.
|
Deskriptor
|
Menjelaskan
karakteristik perkembangan aspek fisik
peserta didik SD/MI.
|
Butir Soal 1
|
Pernyataan di bawah ini merupakan karakteristik perkembangan peserta didik SD/MI ditinjau dari aspek fisik,
kecuali ....
a.
menunjukkan variasi yang besar pada tinggi dan
berat badan
b.
memiliki keterampilan fisik untuk memainkan
permainan
c.
penambahan-penambahan dalam kemampuan motorik
halus
d.
memiliki kemampuan dalam mengangkat beban yang
berat
|
Kunci Jawaban
|
D
|
Penjelasan
|
Karakteristik perkembangan peserta
didik SD/MI ditinjau dari aspek fisik antara lain: mulai
kehilangan gigi bayi, namun tumbuh gigi baru, memiliki dorongan dan energi secara
eksplosif,
mengulang kembali keterampilan-keterampilan secara tuntas, dan menyenangi
olahraga secara kelompok. Jadi memiliki kemampuan dalam mengangkat beban yang
berat, bukan merupakan karakteristik perkembangan aspek fisik anak usia
SD.
|
Reference
|
Shickedanz, Yudith A, Shickedanz,
David A. and Forsyth, Peggy D, Toward
Understanding Children, (19982) Canada:
Little ,Brown & Company.
|
Indikator
|
Mendeskripsikan
karakteristik perkembangan peserta didik SD/MI berkaitan dengan aspek intelektual.
|
Deskriptor
|
Menjelaskan
karakteristik perkembangan aspek intelektual peserta didik SD/MI.
|
Butir Soal 2
|
Kreativitas merupakan salah satu
karakteristik perkembangan intelektual siswa SD, yang artinya kemampuan untuk
….
a.
memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari
yang sering dilakukan dan menghasilkan kepuasan kepada dirinya sendiri dan
orang lain
b.
penalaran yang menggunakan logika-logika yang
dapat diterima oleh semua orang dan
menghasilkan penyelesaian persoalan untuk mengambil keputusan
c.
berfikir tentang sesuatu dengan suatu cara yang
baru dan tidak biasa serta menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap
berbagai persoalan
d.
mengembangkan ide-ide secara cerdas dalam rangka
penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan masa sekarang
maupun masa yang akan datang
|
Kunci Jawaban
|
C
|
Penjelasan
|
Kreativitas merupakan salah satu
karakteristik perkembangan aspek intelektual siswa SD. Menurut Hurlock,
kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir tentang sesuatu dengan suatu cara
yang baru dan tidak biasa serta menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap
berbagai persoalan.
|
Reference
|
Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo,
(1980) Jakarta:
Erlangga
|
Indikator
|
Mendeskripsikan karakteristik perkembangan peserta
didik SD/MI berkaitan dengan
aspek sosial
|
Deskriptor
|
Menjelaskan
karakteristik perkembangan aspek
sosial peserta didik SD/MI.
|
Butir Soal 3
|
Pernyataan di bawah ini yang
merupakan karakteristik perkembangan peserta didik SD/MI ditinjau dari aspek sosial adalah
....
a.
mulai menyukai
teman sebaya sesama jenis
b.
berperan serta dalam permainan logika
c.
menyukai
teman sebaya lawan jenis
d.
dapat bekerja dalam durasi waktu yang lama
|
Kunci Jawaban
|
A
|
Penjelasan
|
Karakteristik
perkembangan peserta didik SD/MI ditinjau dari aspek sosial antara lain: mulai
dapat bekerja sama dalam kelompok, memiliki keasyikan sendiri, dapat beradu
argumentasi, dan menyukai teman sebaya sesama jenis. Jadi, mulai
menyukai teman sebaya
sesama jenis, berperan serta dalam permainan logika, dan menyukai teman sebaya lawan jenis bukan merupakan karakteristik
perkembangan peserta didik usia SD.
|
Reference
|
Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo,
(1980) Jakarta:
Erlangga
|
Indikator
|
Mendeskripsikan karakteristik perkembangan peserta
didik SD/MI berkaitan dengan
aspek emosional.
|
Deskriptor
|
Menjelaskan
karakteristik perkembangan aspek emosional peserta didik SD/MI.
|
Butir Soal 4
|
Pernyataan di bawah ini merupakan karakteristik perkembangan peserta didik SD/MI ditinjau dari aspek emosional, kecuali ....
a.
kesulitan memulai sesuatu, tetapi jika berhasil
akan bertahan sampai akhir
b.
menampakkan marah apabila mengalami kesulitan di
sekolah
c.
mulai muncul perasaan simpati kepada orang yang
lebih dewasa
d.
memiliki rasa humor yang diekspresikan dalam
lelucon praktis
|
Kunci Jawaban
|
C
|
Penjelasan
|
Menurut Hurlock, karakteristik
perkembangan emosional anak usia SD antara lain: kesulitan memulai sesuatu tetapi
jika berhasil akan bertahan sampai akhir, menampakkan marah apabila mengalami
kesulitan di sekolah, memiliki rasa humor yang diekspresikan dalam lelucon
praktis, dan memiliki rasa sensitif dan mudah tersinggung dalam intensitas
yang ringan. Jadi, mulai muncul perasaan simpati kepada orang yang lebih
dewasa bukan merupakan karakteristik
perkembangan emosional anak usia SD
|
Reference
|
Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo,
(1980) Jakarta:
Erlangga
|
Indikator
|
Mendeskripsikan
karakteristik perkembangan peserta didik SD/MI berkaitan
dengan aspek moral.
|
Deskriptor
|
Menjelaskan
karakteristik perkembangan aspek moral peserta didik SD/MI.
|
Butir Soal 5
|
Perkembangan perilaku moral dan
perkembangan konsep moral merupakan fase-fase perkembangan moral yang harus
dicapai seorang anak. Pada fase perkembangan perilaku moral, seorang anak
belajar melalui cara-cara berikut, kecuali ….
a.
coba-ralat (trial
and error)
b.
pendidikan langsung,
c.
identifikasi
d.
observasi
|
Kunci Jawaban
|
D
|
Penjelasan
|
Menurut Hurlock, perkembangan moral
anak terdiri atas dua fase, yakni: fase pertama, perkembangan prilaku moral
dan fase kedua, perkembangan konsep moral.
Metode-metode yang digunakan agar anak mengalami fase perkembangan
perilaku moral terdiri atas coba-ralat (trial
and error), pendidikan langsung, dan identifikasi.
|
Reference
|
Hurlock,
Elizabeth B, Psikologi Perkembangan
Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo,
(1980) Jakarta:
Erlangga
|
Indikator
|
Mendeskripsikan karakteristik perkembangan peserta didik
SD/MI berkaitan dengan latar belakang sosial budaya.
|
Deskriptor
|
Menjelaskan karakteristik perkembangan berkaitan dengan latar belakang sosial
peserta didik SD/MI.
|
Butir Soal 6
|
Pada anak usia sekolah dasar sering
disebut ‘usia berkelompok’. Pernyataan
tersebut menunjukkan karakteristik
perkembangan anak dalam aspek ….
a. sosial
b. moral
c. intelektual
d. emosional
|
Kunci Jawaban
|
A
|
Penjelasan
|
Hurlock, menyatakan bahwa
karakteristik perkembangan aspek sosial anak usia SD, antara lain: anak
berminat dalam kegiatan dengan teman sebaya, ingin menjadi bagian dari
kelompok yang mengharapkan untuk dapat menyesuaikan diri dengan nilai dan
perilaku, serta minat para anggota kelompok. Berdasarkan karakteristik
perkembangan sosial tersebut, usia ini disebut juga ‘usia berkelompok’
|
Reference
|
Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo,
(1980) Jakarta:
Erlangga.
|
Indikator
|
Mengidentifikasi
bakat dan minat peserta didik usia sekolah dasar dalam lima
mata pelajaran SD/MI.
|
Deskriptor
|
Mengidentifikasi bakat dan minat peserta didik usia sekolah
dasar dalam mata pelajaran PKn SD/MI.
|
Butir Soal 7
|
Pada mata pelajaran PKn, salah satu
minat siswa usia sekolah dasar yang dapat teridentifikasi dalam proses pembelajaran adalah minat
terhadap ….
a.
masalah sosial
b.
bidang olahraga
c.
tubuh manusia
d.
kesehatan manusia
|
Kunci Jawaban
|
A
|
Penjelasan
|
Menurut Hurlock minat anak usia SD
antara lain terdiri atas: minat terhadap tubuh, minat terhadap kesehatan
tubuh, minat terhadap sekolah, minat terhadap status dan simbol, minat
terhadap penampilan, minat terhadap masalah sosial, dsb. Dalam pembelajaran
mata pelajaran PKn merupakan salah satu cara guru untuk mengidentifikasi
minat siswa terhadap masalah sosial. Substansi kajian dalam mata pelajaran
PKn sangat berhubungan dengan minat-minat siswa terhadap masalah sosial,
bukan bidang olahraga, atau kesehatan/tubuh manusia.
|
Reference
|
Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo,
(1980) Jakarta:
Erlangga
|
Indikator
|
Mengidentifikasi
bakat dan minat peserta didik usia sekolah dasar dalam lima
mata pelajaran SD/MI.
|
Deskriptor
|
Mengidentifikasi bakat dan minat peserta didik usia sekolah
dasar dalam mata pelajaran Matematika SD/MI.
|
Butir Soal 8
|
Dalam proses pembelajaraan Matematika,
khususnya ketika guru mengaitkan materi pelajaran dengan kebutuhan hidup
sehari-hari maka guru telah berupaya
agar pembelajaran memungkinkan bagi guru untuk mengidentifikasi minat siswa
terhadap ….
a.
kesehatan
b.
status
c.
penampilan
d.
pekerjaan
|
Kunci Jawaban
|
D
|
Penjelasan
|
Menurut Hurlock minat siswa antara
lain terdiri atas minat terhadap tubuh, minat terhadap kesehatan, minat
terhadap sekolah, minat terhadap status, minat terhadap pekerjaan di masa
depan, minat terhadap penampilan, minat terhadap masalah sosial, dsb.
Pembelajaran mata pelajaran Matematika, khususnya ketika guru mengaitkan
konsep atau kegunaan matematikan dengan kehidupan sehari-hari memungkinkan
guru untuk mengidentifikasi minat-minat siswa terhadap pekerjaan di masa
datang.
|
Reference
|
Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo,
(1980) Jakarta:
Erlangga
|
Indikator
|
Mengidentifikasi
bakat dan minat peserta didik usia sekolah dasar dalam lima
mata pelajaran SD/MI.
|
Deskriptor
|
Mengidentifikasi bakat dan minat peserta didik usia sekolah
dasar dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia SD/MI.
|
Butir Soal 9
|
Ketika dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia, ketika ada siswa yang sangat antusias memerankan
tokoh dongeng atau cerita
rakyat yang disukai berarti guru telah
menyajikan bahan pelajaran dengan menarik, dengan demikian guru dapat
mengindentifikasi minat siswa terhadap ….
a.
penampilan
b.
pekerjaan
c.
sekolah
d.
status
|
Kunci Jawaban
|
C
|
Penjelasan
|
Menurut Hurlock minat siswa antara
lain terdiri atas minat terhadap tubuh, minat terhadap kesehatan, minat
terhadap sekolah, minat terhadap pekerjaan di masa depan, minat terhadap
status dan simbol, minat terhadap penampilan, dsb. Dalam proses pembelajaran,
Bahasa Indonesia ketika ada siswa yang sangat antusias memerankan tokoh dongeng atau cerita rakyat yang disukai, berarti guru telah menyajikan
bahan pelajaran dengan menarik. Dengan demikian, bahan pelajaran yang menarik
tersebut dapat
mengindentifikasi minat siswa terhadap sekolah. Minat anak terhadap sekolah secara
positif cenderung mempengaruhi sikap dan minat anak terhadap sekolah.
|
Reference
|
Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo,
(1980) Jakarta:
Erlangga
|
Indikator
|
Mengidentifikasi
bakat dan minat peserta didik usia sekolah dasar dalam lima
mata pelajaran SD/MI.
|
Deskriptor
|
Mengidentifikasi bakat dan minat peserta didik usia sekolah
dasar dalam mata pelajaran IPA SD/MI.
|
Butir Soal 10
|
Dalam proses
pembelajaran tentang kompetensi dasar: ‘mengidentifikasi kebutuhan tubuh
agar tumbuh sehat dan kuat (makanan, air, pakaian, udara, lingkungan sehat)’,
guru tampak
dapat mengidentifikasi siswa yang selalu bertanya dan mampu membuat laporan tentang
apa saja yang diminatinya dengan sangat baik. Berdasarkan uraian di atas, dapat
dikatakan bahwa guru dapat mengidentifikasi minat siswa terhadap …
a.
seks
b.
penampilan
c.
kesehatan
d.
pekerjaan
|
Kunci Jawaban
|
C
|
Penjelasan
|
Menurut Hurlock minat siswa antara
lain terdiri atas minat terhadap tubuh, minat terhadap kesehatan, minat
terhadap sekolah, minat terhadap pekerjaan di masa depan, minat terhadap
status dan simbol, minat terhadap penampilan, minat siswa terhadap masalah
sosial, dsb. Dalam pembelajaran mata pelajaran IPA, khususnya tentang
kompetensi: ‘mengidentifikasi
kebutuhan tubuh agar tumbuh sehat dan kuat (makanan, air, pakaian,
udara, lingkungan sehat)’, ketika ada siswa yang yang selalu bertanya,
kemudian mampu membuat laporan tentang apa saja yang diminatinya dengan
sangat baik maka guru dapat mengidentifikasi minat siswa terhadap kesehatan.
|
Reference
|
Hurlock,
Elizabeth B, Psikologi Perkembangan
Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo,
(1980) Jakarta:
Erlangga
|
Indikator
|
Mengidentifikasi
bakat dan minat peserta didik usia sekolah dasar dalam lima
mata pelajaran SD/MI.
|
Deskriptor
|
Mengidentifikasi bakat dan minat peserta didik usia sekolah
dasar dalam mata pelajaran IPS SD/MI.
|
Butir Soal 11
|
Minat siswa yang dapat teridentifikasi
melalui mata pelajaran IPS adalah ‘minat terhadap lambang status’. Salah
satunya adalah ….
a.
nama-nama keluarga
b.
penampilan diri
c.
ikatan kekerabatan
d.
jenis pekerjaan orang tua
|
Kunci Jawaban
|
D
|
Penjelasan
|
Menurut Hurlock minat siswa antara
lain terdiri atas minat terhadap tubuh, minat terhadap kesehatan, minat
terhadap sekolah, minat terhadap pekerjaan di masa depan, minat terhadap
status dan simbol, minat terhadap penampilan, minat terhadap masalah sosial,
dsb. Melalui pembelajaran IPS, guru dapat mengidentifikasi minat siswa
terhadap jenis pekerjaan urang tua.
|
Reference
|
Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alihbahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo,
(1980) Jakarta:
Erlangga
|
Indikator
|
Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik usia sekolah dasar dalam mata
pelajaran PKn SD/MI.
|
Deskriptor
|
Menyebutkan
penguasaan kompetensi prasyarat peserta didik dalam mata pelajaran PKn.
|
Butir Soal 12
|
Dalam proses pembelajaran PKn, guru
kelas I SD mengajarkan tentang kompetensi dasar: ‘Melaksanakan aturan yang berlaku di masyarakat’, maka
kompetensi prasyarat yang harus dimiliki siswa adalah ….
a.
mengenal pentingnya tata tertib di mayarakat
b.
melaksanakan hidup rukun di masyarakat
c.
mengenal lingkungan rumah dan sekolah
d.
mengikuti tata tertib di rumah dan sekolah
|
Kunci Jawaban
|
D,
|
Penjelasan
|
Kompetensi awal adalah penguasaan
kemampuan prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum mempelajari materi/topik/kompetensi tertentu. Jika hal
tersebut tidak dilakukan akan menghambat penguasaan materi yang
/topik/kompetensi dipelajari. Dalam pembelajaran PKn, khususnya kompetensi
dasar: ‘Melaksanakan aturan yang berlaku di masyarakat’, maka
kompetensi prasyarat yang harus dimiliki siswa adalah mengikuti tata tertib di rumah dan sekoalah.
|
Reference
|
|
Indikator
|
Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik usia sekolah dasar dalam mata
pelajaran Matematika SD/MI.
|
Deskriptor
|
Menyebutkan
penguasaan kompetensi prasyarat peserta didik dalam mata pelajaran Matematika
SD/MI.
|
Butir Soal 13
|
Untuk membelajarkan kompetensi dasar:’Perkalian
bilangan’, kemampuan awal/
prasyarat yang harus dimiliki siswa
adalah kemampuan ….
a.
membagi
b.
menjumlah
c.
mengurang
d.
menghitung
|
Kunci Jawaban
|
B, b
|
Penjelasan
|
Kompetensi prasyarat adalah kemampuan
awal yang harus dimiliki siswa sebelum mempelajari materi/topik/kompetensi tertentu. Jika hal
tersebut tidak dilakukan akan menghambat penguasaan materi yang
/topik/kompetensi dipelajari. Dalam pembelajaran Matematika, khususnya
kompetensi dasar: ‘’Perkalian bilangan’,
’, maka kompetensi prasyarat yang harus dimiliki
siswa adalah mengikuti tata tertib di rumah dan sekolah, khususnya
kompetensi dasar: ‘’, maka
kompetensi prasyarat yang harus dimiliki siswa adalah menjumlahkan bilangan
.
|
Reference
|
|
Indikator
|
Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik usia sekolah dasar dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia SD/MI.
|
Deskriptor
|
Menyebutkan
penguasaan kompetensi prasyarat peserta didik dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia SD/MI.
|
Butir Soal 14
|
Untuk membelajarkan
kompetensi dasar: ‘mendeskripsikan benda-benda di sekitar dan fungsi anggota
tubuh dengan kalimat sederhana, maka kemampuan awal/ prasyarat yang harus dimiliki siswa adalah kemampuan
….
a.
membuat karangan
deskriptif
b.
melengkapi
kalimat belum selesai
c.
menyusun kalimat
sederhana
d.
membaca
kalimat sederhana
|
Kunci Jawaban
|
C
|
Penjelasan
|
Kompetensi prasyarat adalah kemampuan
awal yang harus dimiliki siswa sebelum mempelajari materi/topik/kompetensi tertentu. Jika hal
tersebut tidak dilakukan akan menghambat penguasaan materi yang
/topik/kompetensi dipelajari. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia: ‘mendeskripsikan benda-benda di sekitar
dan fungsi anggota tubuh dengan kalimat sederhana’, maka kemampuan awal/prasyarat yang perlu
dimiliki siswa adalah menyusun kalimat sederhana.
|
Reference
|
|
Indikator
|
Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik usia sekolah dasar dalam mata
pelajaran IPS SD/MI.
|
Deskriptor
|
Menyebutkan
penguasaan kompetensi prasyarat peserta didik dalam mata pelajaran IPS SD/MI.
|
Butir Soal 15
|
Kemampuan
awal/prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum mempelajari kompetensi
dasar: ‘Mendeskripsikan gejala
(peristiwa) alam yang terjadi negara tetangga’, adalah ….
a.
mendeskripsikan
gejala/peristiwa alam yang terjadi di Indonesia
b.
mendeskripsikan
gejala/peristiwa alam yang terjadi di Eropa
c.
mendeskripsikan
gejala/peristiwa alam yang terjadi di Asia
d.
mendeskripsikan
gejala/peristiwa alam yang terjadi di Afrika
|
Kunci Jawaban
|
C
|
Penjelasan
|
Kompetensi
prasyarat adalah kemampuan awal yang harus dimiliki siswa sebelum
mempelajari materi/topik/kompetensi
tertentu. Jika hal tersebut tidak dilakukan akan menghambat penguasaan materi
yang /topik/kompetensi dipelajari. Dalam pembelajaran IPS SD: ‘‘Mendeskripsikan gejala (peristiwa) alam yang terjadi
negara tetangga’, maka kemampuan
awal/prasyarat yang perlu dimiliki siswa adalah mendeskripsikan gejala/peristiwa alam yang terjadi di Indonesia.
|
Reference
|
|
Indikator
|
Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik usia sekolah
dasar dalam mata pelajaran Matematika
|
Deskriptor
|
Mengidentifikasi
kesulitan belajar peserta didik SD/MI dalam mata pelajaran Matematika
|
Butir Soal 16
|
Pemahaman
simbol merupakan salah satu kesulitan belajar yang sering muncul pada siswa.
Hal tersebut dapat teridentifikasi melalui pengerjaan soal ….
a.
4 + 3 = …..
b.
9 - 6 =
…..
c.
8 - …
= ….
d.
5 + 4 = ….
|
Kunci Jawaban
|
c
|
Penjelasan
|
Kesulitan belajar Matematika disebut
juga diskalkulia (dyscalculis) .
Menurut Lerner dalam Mulyono, karakteristik
kesulitan belajar Matematika meliputi: (1) gangguan dalam hubungan
keruangan, (2) abnomalitas persepsi visual, (3) asosiasi visual–motor, (4)
perseverasi, (5) kesulitan mengenal dan memahami simbol, (6) gangguan
penghayatan tubuh, (7) kesulitan dalam bahasa dan membaca, dan (8)
performance IQ lebih rendah daripada skor Verbal IQ
Kesulitan belajar Matematika disebut juga
diskalkulia (dyscalculis) . Menurut
Lerner dalam Mulyono, terdapat beberapa kekeliruan umum yang sering dilakukan
oleh anak berkesulitan belajar Matematika, yakni kekurangan pemahaman
tentang: (1) simbol, (2) nilai tempat, (3) perhitungan, (4) penggunaan proses
yang keliru, dan (5) tulisan yang tidak terbaca.
Contoh: kesulitan
yang sering muncul pada siswa yang belum memahami simbol = , -, + akan mendapat kesulitan ketika mengerjakan
butir soal 8 - …. = …. atau … +
2 = 8 atau …. - 3 = 5, atau
7 + …
= 10
|
Reference
|
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar,
(1999) Jakarta:
Depdikbud dan RinekaCipta
|
Indikator
|
Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik usia
sekolah dasar dalam mata pelajaran Matematika.
|
Deskriptor
|
Mengidentifikasi
kesulitan belajar peserta didik SD/MI dalam mata pelajaran Matematika.
|
Butir Soal 17
|
Berikut ini karakteristik anak berkesulitan
belajar Matematika yang sering dialami siswa usia sekolah dasar, kecuali ….
a.
adanya gangguan hubungan keruangan
b.
kesulitan dalam bahasa dan membaca
c.
gangguan mengenal dan memahami simbol
d.
performance IQ lebih tinggi dari skor Verbal IQ
|
Kunci Jawaban
|
D
|
Penjelasan
|
Kesulitan belajar Matematika disebut
juga diskalkulia (dyscalculis) .
Menurut Lerner dalam Mulyono, karakteristik
kesulitan belajar Matematika meliputi: (1) gangguan dalam hubungan
keruangan, (2) abnomalitas persepsi visual, (3) asosiasi visual–motor, (4)
perseverasi, (5) kesulitan mengenal dan memahami simbol, (6) gangguan
penghayatan tubuh, (7) kesulitan dalam bahasa dan membaca, dan (8)
performance IQ lebih rendah daripada skor Verbal IQ
|
Reference
|
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar,
(1999) Jakarta:
Depdikbud dan RinekaCipta
|
Indikator
|
Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik usia
sekolah dasar dalam mata pelajaran Matematika.
|
Deskriptor
|
Mengidentifikasi
kesulitan belajar peserta didik SD/MI dalam mata pelajaran Matematika.
|
Butir Soal 18
|
Perhatikan soal-soal di bawah ini.
75 68
27 13
_____ _
_____ +
58 71
Jawaban soal di atas menunjukkan salah
satu kesalahan umum yang sering dilakukan oleh anak usia SD yang berkesulitan
belajar Matematika dalam hal ….
a.
proses penghitungan
b.
memahami simbol
c.
nilai tempat
d.
bahasa dan membaca
|
Kunci Jawaban
|
C
|
Penjelasan
|
Kesulitan belajar Matematika disebut
juga diskalkulia (dyscalculis) .
Menurut Lerner dalam Mulyono, terdapat beberapa kekeliruan umum yang sering
dilakukan oleh anak berkesulitan belajar Matematika, yakni kekurangan
pemahaman tentang: (1) simbol, (2) nilai tempat, (3) perhitungan, (4)
penggunaan proses yang keliru, dan (5) tulisan yang tidak terbaca.
Contoh: siswa yang belum memahami
nilai tempat satuan, puluhan, ratusan, dst akan semakin mempersulit jika
kepada mereka dihadapkan pada lambang bilangan yang berbasis bukan
sepuluh.
|
Reference
|
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar,
(1999) Jakarta:
Depdikbud dan RinekaCipta
|
Indikator
|
Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik usia
sekolah dasar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
|
Deskriptor
|
Mengidentifikasi
kesulitan belajar peserta didik SD/MI dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
|
Butir Soal 19
|
Berikut ini kesulitan yang
dimungkinkan muncul pada siswa SD disebabkan adanya kerusakan-kerusakan pada
organ wicara, kecuali ….
a.
suara
b.
kosakata
c.
artikulasi
d.
kelancaran
|
Kunci Jawaban
|
B
|
Penjelasan
|
Bahasa merupakan suatu system komunikasi
yang terintegrasi mencakup bahasa
ujaran (ekspresi bahasa dalam bentuk wicara), membaca, dan menulis. Wicara merupakan bentuk penyampaian bahasa
dengan menggunakan organ wicara. Ada
tiga komponen wicara, yaitu (1) artikulasi, (2) suara), dan (3) kelancaran.
Adanya kerusakan pada organ wicara yang terkait dengan salah satu atau lebih
komponen tersebut dapat menimbulkan kesulitan wicara.
|
Reference
|
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar,
(1999) Jakarta:
Depdikbud dan RinekaCipta
|
Indikator
|
Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik usia
sekolah dasar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
|
Deskriptor
|
Mengidentifikasi
kesulitan belajar peserta didik SD/MI dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
|
Butir Soal 20
|
Salah satu contoh kesulitan belajar
bahasa ang termasuk dalam kekurangan kemampuan kognitif adalah ….
a.
menangkap makna secara penuh
b.
mengingat kembali kata-kata
c.
membandingkan informasi yang diterima
d.
merumuskan alternatif pemecahan masalah
|
Kunci Jawaban
|
A
|
Penjelasan
|
Ada enam komponen
bahasa, yaitu (1) fonem, (2) morfem, (3) sintaksis, (4) semantic, (5)
prosodi, dan (6) pragmatik. Adanya gangguan pada salah satu atau lebih
komponen-komponen tersebut dapat menyebabkan terjadinya kesulitan belajar
bahasa. Menurut Lovitt dalam Mulyono
penyebab kesulitan belajar bahasa
adalah kekurangan kognitif, kekurangan dalam memori, kekrangan
kemampuan melakukan evaluasi, kekurangan kemampuan memproduksi bahasa, dan
kekurangan dalam pragmatic atau penggunaan fungsional bahasa. Contoh kekurangan kognitif: mengklasifikasi
kata, mencari dan menetapkan kata yang ada hubungannya dengan kata lain
(hubungan semantik), menangkap makna secara penuh, dsb.
|
Reference
|
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar,
(1999) Jakarta:
Depdikbud dan RinekaCipta
|
Semoga bermanfaat
Langganan:
Postingan (Atom)