Pertemuan Anggota Komite Sekolah Tahun Pelajaran 2012/2013
Pertemuan dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 Desember 2012 dihadiri oleh semua anggota komite sekolah sejumlah kurang lebih 150 orang beserta tamu undangan.
Adapun acara pertemuan komite sekolah SDN Karang tahun 2012/2013 adalahsbb :
1. Pembukaan
2. Lagu Indonesia Raya
3. Pra kata dari Kepala Sekolah
4. Laporan Keuangan BOS
5. Sambutan-sambutan :
a. Ketua Komite
b. Kepala Desa Karang
c. Ka.UPTD TK/SD Kec.Bogorejo
6. Lain-lain
Reorganisasi Kepengurusan Komite Sekolah
7. Penutup
Pertemuan dimulai tepat pukul 08.30 dengan diawali lagu Indonesia Raya
Jumat, 14 Desember 2012
Pertemuan Anggota Komite SDN Karang 2012
Kamis, 13 Desember 2012
Andragogi
Andragogi
ANDRAGOGI
(Sebuah Konsep Teoritik)
(Sebuah Konsep Teoritik)
A. Pengertian
Andragogi berasal dari dua kata
dalam bahasa Yunani, yakni Andra berarti orang dewasa dan agogos berarti
memimpin. Perdefinisi andragogi kemudian dirumuskan sebagau “Suatu seni dan
ilmu untuk membantu orang dewasa belajar”. Kata andragogi pertama kali
digunakan oleh Alexander Kapp pada tahun 1883 untuk menjelaskan dan merumuskan
konsep-konsep dasar teori pendidikan Plato. Meskipun demikian, Kapp tetap
membedakan antara pengertian “Social-pedagogy” yang menyiratkan arti pendidikan
orang dewasa, dengan andragogi. Dalam rumusan Kapp, “Social-pedagogy” lebih
merupakan proses pendidikan pemulihan (remedial) bagi orang dewasa yang cacat.
Adapun andragogi, justru lebih merupakan proses pendidikan bagi seluruh orang
dewasa, cacat atau tidak cacat secara berkelanjutan.
B. Andragogi dan Pedagogi
Malcolm Knowles menyatakan bahwa apa
yang kita ketahui tentang belajar selama ini adalah merupakan kesimpulan dari
berbagai kajian terhadap perilaku kanak-kanak dan binatang percobaan tertentu.
Pada umumnya memang, apa yang kita ketahui kemudian tentang mengajar juga
merupakan hasil kesimpulan dari pengalaman mengajar terhadap anak-anak.
Sebagian besar teori belajar-mengajar, didasarkan pada perumusan konsep pendidikan
sebagai suatu proses pengalihan kebudayaan. Atas dasar teori-teori dan asumsi
itulah kemudian tercetus istilah “pedagogi” yang akar-akarnya berasal dari
bahasa Yunani, paid berarti kanak-kanak dan agogos berarti memimpin. Kemudian
Pedagogi mengandung arti memimpin anak-anak atau perdefinisi diartikan secara
khusus sebagai “suatu ilmu dan seni mengajar kanak-kanak”. Akhirnya pedagogi
kemudian didefinisikan secara umum sebagai “ilmu dan seni mengajar”.
Untuk memahami perbedaan antara
pengertian pedagogi dengan pengertian andragogi yang telah dikemukakan, harus
dilihat terlebih dahulu empat perbedaan mendasar, yaitu :
1. Citra Diri
Citra diri seorang anak-anak adalah
bahwa dirinya tergantung pada orang lain. Pada saat anak itu menjadi dewasa, ia
menjadi kian sadar dan merasa bahwa ia dapat membuat keputusan untuk dirinya
sendiri. Perubahan dari citra ketergantungan kepada orang lain menjadi citra
mandiri. Hal ini disebut sebagai pencapaian tingkat kematangan psikologis atau
tahap masa dewasa. Dengan demikian, orang yang telah mencapai masa dewasa akan
berkecil hati apabila diperlakukan sebagai anak-anak. Dalam masa dewasa ini,
seseorang telah memiliki kemauan untuk mengarahkan diri sendiri untuk belajar.
Dorongan hati untuk belajar terus berkembang dan seringkali justru berkembang
sedemikian kuat untuk terus melanjutkan proses belajarnya tanpa batas.
Implikasi dari keadaan tersebut adalah dalam hal hubungan antara guru dan
murid. Pada proses andragogi, hubungan itu bersifat timbal balik dan saling
membantu. Pada proses pedagogi, hubungan itu lebih ditentukan oleh guru dan
bersifat mengarah.
2. Pengalaman
Orang dewasa dalam hidupnya
mempunyai banyak pengalaman yang sangat beraneka. Pada anak-anak, pengalaman
itu justru hal yang baru sama sekali.Anak-anak memang mengalami banyak hal,
namun belum berlangsung sedemikian sering. Dalam pendekatan proses andragogi,
pengalaman orang dewasa justru dianggap sebagai sumber belajar yang sangat
kaya. Dalam pendekatan proses pedagogi, pengalaman itu justru dialihkan dari
pihak guru ke pihak murid. Sebagian besar proses belajar dalam pendekatan
pedagogi, karena itu, dilaksanakan dengan cara-cara komunikasi satu arah,
seperti ; ceramah, penguasaan kemampuan membaca dan sebagainya. Pada proses
andragogi, cara-cara yang ditempuh lebih bersifat diskusi kelompok, simulasi,
permainan peran dan lain-lain. Dalam proses seperti itu, maka semua pengalaman
peserta didik dapat didayagunakan sebagai sumber belajar.
3. Kesiapan Belajar
Perbedaan ketiga antara pedagogi dan
andragogi adalah dalam hal pemilihan isi pelajaran. Dalam pendekatan pedagogi,
gurulah yang memutuskan isi pelajaran dan bertanggung jawab terhadap proses
pemilihannya, serta kapan waktu hal tersebut akan diajarkan. Dalam pendekatan
andragogi, peserta didiklah yang memutuskan apa yang akan dipelajarinya
berdasarkan kebutuhannya sendiri. Guru sebagai fasilitator.
4. Nirwana Waktu dan Arah Belajar
Pendidikan seringkali dipandang
sebagai upaya mempersiapkan anak didik untuk masa depan. Dalam pendekatan
andragogi, belajar dipandang sebagai suatu proses pemecahan masalah ketimbang
sebagai proses pemberian mata pelajaran tertentu. Karena itu, andragogi
merupakan suatu proses penemuan dan pemecahan masalah nyata pada masa kini.
Arah pencapaiannya adalah penemuan suatu situasi yang lebih baik, suatu tujuan
yang sengaja diciptakan, suatu pengalaman pribadi, suatu pengalaman kolektif
atau suatu kemungkinan pengembangan berdasarkan kenyataan yang ada saat ini.
Untuk menemukan “dimana kita sekarang” dan “kemana kita akan pergi”, itulah
pusat kegiatan dalam proses andragogi. Maka belajar dalam pendekatan andragogi
adalah berarti “memecahkan masalah hari ini”, sedangkan pada pendekatan
pedagogi, belajar itu justru merupakan proses pengumpulan informasi yang sedang
dipelajari yang akan digunakan suatu waktu kelak.
C. Langkah-langkah Pelaksanaan
Andragogi
Langkah-langkah kegiatan dan
pengorganisasian program pendidikan yang menggunakan asas-asas pendekatan
andragogi, selalu melibatkan tujuh proses sebagai berikut :
1. Menciptakan iklim untuk belajar
2. Menyusun suatu bentuk perencanaan kegiatan secara bersama dan saling membantu
3. Menilai atau mengidentifikasikan minat, kebutuhan dan nilai-nilai
4. Merumuskan tujuan belajar
5. Merancang kegiatan belajar
6. Melaksanakan kegiatan belajar
7. Mengevaluasi hasil belajar (menilai kembali pemenuhan minat, kebutuhan dan pencapaian nilai-nilai.
2. Menyusun suatu bentuk perencanaan kegiatan secara bersama dan saling membantu
3. Menilai atau mengidentifikasikan minat, kebutuhan dan nilai-nilai
4. Merumuskan tujuan belajar
5. Merancang kegiatan belajar
6. Melaksanakan kegiatan belajar
7. Mengevaluasi hasil belajar (menilai kembali pemenuhan minat, kebutuhan dan pencapaian nilai-nilai.
Andragogi dapat disimpulkan sebagai
:
1. Cara untuk belajar secara
langsung dari pengalaman
2. Suatu proses pendidikan kembali yang dapat mengurangi konflik-konflik sosial, melalui kegiatan-kegiatan antar pribadi dalam kelompok belajar itu
3. Suatu proses belajar yang diarahkan sendiri, dimana kira secara terus menerus dapat menilai kembali kebutuhan belajar yang timbul dari tuntutan situasi yang selalu berubah.
2. Suatu proses pendidikan kembali yang dapat mengurangi konflik-konflik sosial, melalui kegiatan-kegiatan antar pribadi dalam kelompok belajar itu
3. Suatu proses belajar yang diarahkan sendiri, dimana kira secara terus menerus dapat menilai kembali kebutuhan belajar yang timbul dari tuntutan situasi yang selalu berubah.
D. Prinsip-prinsip Belajar untuk
Orang Dewasa
1. Orang dewasa belajar dengan baik
apabila dia secara penuh ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan
2. Orang dewasa belajar dengan baik apabila menyangkut mana yang menarik bagi dia dan ada kaitan dengan kehidupannya sehari-hari.
3. Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila apa yang ia pelajari bermanfaat dan praktis
4. Dorongan semangat dan pengulangan yang terus menerus akan membantu seseorang belajar lebih baik
5. Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila ia mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan secara penuh pengetahuannya, kemampuannya dan keterampilannya dalam waktu yang cukup
6. Proses belajar dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman lalu dan daya pikir dari warga belajar
7. Saling pengertian yang baik dan sesuai dengan ciri-ciri utama dari orang dewasa membantu pencapaian tujuan dalam belajar.
2. Orang dewasa belajar dengan baik apabila menyangkut mana yang menarik bagi dia dan ada kaitan dengan kehidupannya sehari-hari.
3. Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila apa yang ia pelajari bermanfaat dan praktis
4. Dorongan semangat dan pengulangan yang terus menerus akan membantu seseorang belajar lebih baik
5. Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila ia mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan secara penuh pengetahuannya, kemampuannya dan keterampilannya dalam waktu yang cukup
6. Proses belajar dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman lalu dan daya pikir dari warga belajar
7. Saling pengertian yang baik dan sesuai dengan ciri-ciri utama dari orang dewasa membantu pencapaian tujuan dalam belajar.
E. Karakteristik Warga Belajar
Dewasa
1. Orang dewasa mempunyai
pengalaman-pengalaman yang berbeda-beda
2. Orang dewasa yang miskin mempunyai tendensi, merasa bahwa dia tidak dapat menentukan kehidupannya sendiri.
3. Orang dewasa lebih suka menerima saran-saran dari pada digurui
4. Orang dewasa lebih memberi perhatian pada hal-hal yang menarik bagi dia dan menjadi kebutuhannya
5. Orang dewasa lebih suka dihargai dari pada diberi hukuman atau disalahkan
6. Orang dewasa yang pernah mengalami putus sekolah, mempunyai kecendrungan untuk menilai lebih rendah kemampuan belajarnya
7. Apa yang biasa dilakukan orang dewasa, menunjukkan tahap pemahamannya
8. Orang dewasa secara sengaja mengulang hal yang sama
9. Orang dewasa suka diperlakukan dengan kesungguhan iktikad yang baik, adil dan masuk akal
10. Orang dewasa sudah belajar sejak kecil tentang cara mengatur hidupnya. Oleh karena itu ia lebih suka melakukan sendiri sebanyak mungkin
11. Orang dewasa menyenangi hal-hal yang praktis
12. Orang dewasa membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat akrab dan menjalon hubungan dekat dengan teman baru.
2. Orang dewasa yang miskin mempunyai tendensi, merasa bahwa dia tidak dapat menentukan kehidupannya sendiri.
3. Orang dewasa lebih suka menerima saran-saran dari pada digurui
4. Orang dewasa lebih memberi perhatian pada hal-hal yang menarik bagi dia dan menjadi kebutuhannya
5. Orang dewasa lebih suka dihargai dari pada diberi hukuman atau disalahkan
6. Orang dewasa yang pernah mengalami putus sekolah, mempunyai kecendrungan untuk menilai lebih rendah kemampuan belajarnya
7. Apa yang biasa dilakukan orang dewasa, menunjukkan tahap pemahamannya
8. Orang dewasa secara sengaja mengulang hal yang sama
9. Orang dewasa suka diperlakukan dengan kesungguhan iktikad yang baik, adil dan masuk akal
10. Orang dewasa sudah belajar sejak kecil tentang cara mengatur hidupnya. Oleh karena itu ia lebih suka melakukan sendiri sebanyak mungkin
11. Orang dewasa menyenangi hal-hal yang praktis
12. Orang dewasa membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat akrab dan menjalon hubungan dekat dengan teman baru.
F. Karakteristik Pengajar Orang
Dewasa
Seorang pengajar orang dewasa haruslah
memenuhi persyaratan berikut :
1. Menjadi anggota dari kelompok
yang diajar
2. Mampu menciptakan iklim untuk belajar mengajar
3. Mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi, rasa pengabdian dan idealisme untuk kerjanya
4. Menirukan/mempelajari kemampuan orang lain
5. Menyadari kelemahannya, tingkat keterbukaannya, kekuatannya dan tahu bahwa di antara kekuatan yang dimiliki dapat menjadi kelemahan pada situasi tertentu.
6. Dapat melihat permasalahan dan menentukan pemecahannya
7. Peka dan mengerti perasaan orang lain, lewat pengamatan
8. Mengetahui bagaimana meyakinkan dan memperlakukan orang
9. Selalu optimis dan mempunyai iktikad baik terhadap orang
10. Menyadari bahwa “perannya bukan mengajar, tetapi menciptakan iklim untuk belajar”
11. Menyadari bahwa segala sesuatu mempunyai segi negatif fan pisitif.
artikel di atas diambil dari pakguruonline hasil karanganSupriadi,M.Pd.
2. Mampu menciptakan iklim untuk belajar mengajar
3. Mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi, rasa pengabdian dan idealisme untuk kerjanya
4. Menirukan/mempelajari kemampuan orang lain
5. Menyadari kelemahannya, tingkat keterbukaannya, kekuatannya dan tahu bahwa di antara kekuatan yang dimiliki dapat menjadi kelemahan pada situasi tertentu.
6. Dapat melihat permasalahan dan menentukan pemecahannya
7. Peka dan mengerti perasaan orang lain, lewat pengamatan
8. Mengetahui bagaimana meyakinkan dan memperlakukan orang
9. Selalu optimis dan mempunyai iktikad baik terhadap orang
10. Menyadari bahwa “perannya bukan mengajar, tetapi menciptakan iklim untuk belajar”
11. Menyadari bahwa segala sesuatu mempunyai segi negatif fan pisitif.
artikel di atas diambil dari pakguruonline hasil karanganSupriadi,M.Pd.
Andragogi yaitu pendidikan diperuntukkan bagi orang
dewasa. Cara mendidik orang dewasa sangat berbeda jauh jika dibandingkan dengan
cara mendidik anak-anak ataupun para remaja. Mendidik orang dewasa diperlukan
tekhnik-tekhnik tertentu sehingga pembelajaran yang dilakukan tidak menimbulkan
kejenuhan. Dalam bagian ini dikemukakan bagaimana tekhnik bercinta yang
mengasikkan, Jika Anda mengalami kekurangharmonisan di daam keluarga Anda sudah
selayaknya Anda mencoba mempelajari tekhnik ini, dengan menguasai tekhnik ini
semoga hubungan Anda dengan kekasih or istri tercinta dapat mesra kembali. Tak
usah ragu or bimbang klik di sini
Tekhnik Bercinta
PERINGATAN…….!!!
Bagi Anda yang belum cukup umur OR dewasa, jangan coba-coba buka file ini dan kalau Anda memaksakan diri Anda saya sumpahin di masa pembalasan nanti Anda masuk NERAKA, okeeeee!
Tekhnik Bercinta
PERINGATAN…….!!!
Bagi Anda yang belum cukup umur OR dewasa, jangan coba-coba buka file ini dan kalau Anda memaksakan diri Anda saya sumpahin di masa pembalasan nanti Anda masuk NERAKA, okeeeee!
Langganan:
Postingan (Atom)